catatan kecil

September 8, 2009

Plasenta Previa

Filed under: med papers,ObGyn — ningrum @ 2:01 pm

PENDAHULUAN

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup.
Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi.
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta, plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta, plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir, plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.

Etiologi plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.5

SINONIM

Plasenta previa, placenta previa, placenta praevia6

DEFINISI

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas uterus, biasanya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. 1,2,3,5

KLASIFIKASI

Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu. Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta; dan plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan. Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir, disebut plasenta letak rendah. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomik melainkan fisiologik, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya, plasenta previa totalis pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa parsialis pada pembukaan 8 cm. Tentu saja observasi seperti ini tidak akan terjadi dengan penangaan yang baik.1,2,3,5,6,7

ANATOMI

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.

Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.5

INSIDENS
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971 – 1975, terjadi 37 kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.

Literatur negara barat melaporkan frekuensi plasenta previa kira-kira 0,3 – 0,6%. Di negara-negara berkembang berkisar antara 1 – 2,4%. Menurut jenisnya, Eastman melaporkan plasenta previa sentralis 20%, lateralis 30% dan letak rendah 50%.  Insidens berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.1,2,5

ETIOLOGI

Disamping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau jelas, bermacam-macam teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagai etiologinya.

Strassmann mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Browne menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili khorialis persisten pada desidua kapsularis.

Faktor-faktor etiologi :

  • Umur dan paritas

–         Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering daripada umur dibawah 25 tahun.

–         Lebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah.

–         Di Indonesia menurut Toha plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil; hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang (inferior)

  • Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda
  • Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase dan manual plasenta.
  • Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.
  • Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.
  • Kadang-kadang pada malnutrisi.1,2,3,5,6

GAMBARAN KLINIK

Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saai itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai.

Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul akan terhalang karena adanya plasenta di bagian bawah uterus. Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan didapatkan belum masuk ke dalam pintu atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa parsialis; menonjol di atas simfisis karena plasenta previa posterior; atau bagian bawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang.

Nasib janin tergantung dari banyaknya pedarahan, dan tuanya kehamilan pada waktu persalinan. Perdarahan mungkin masih dapat diatasi dengan transfusi darah, akan tetapi persalinan yang terpaksa diselesaikan dengan janin yang masih prematur tidak selalu dapat dihindari.

Apabila janin telah lahir, plasenta tidak selalu mudah dilahirkan karena sering mengadakan perlekatan yang erat dengan dinding uterus. Apabila plasenta telah lahir, perdarahan post partum seringkali terjadi karena kekurang-mampuan serabut-serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan dari bekas insersio plasenta; atau, karena perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh dan mengandung banyak pembuluh darah besar, yang dapat terjadi bila persalinan berlangsung lama per vaginam.

Ciri-ciri plasenta previa:

  1. Perdarahan tanpa nyeri
  2. Perdarahan berulang
  3. Warna perdarahan merah segar
  4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
  5. Timbulnya perlahan-lahan
  6. Waktu terjadinya saat hamil
  7. His biasanya tidak ada
  8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
  9. Denyut jantung janin ada
  10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
  11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
  12. Presentasi mungkin abnormal1,3,5

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan

beberapa pemeriksaan :

  1. Anamnesis
    Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
  2. Pemeriksaan  fisik

Pemeriksaan luar

Inspeksi

–        Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya

–        Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis

Palpasi

–        Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah

–        Sering dijumpai kesalahan letak janin

–        Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul

–        Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

  • Pemeriksaan dengan Alat

–        Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum

–        Pemeriksaan USG

  • Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi plasenta previa
  • Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %

–        MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta1,2,5

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa, laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan inspekulo.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix. Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.5

PENATALAKSANAAN

  1. Terapi ekspektatif (pasif)

Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.

Syarat-syarat terapi ekspektatif:

–        kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian  berhenti

–        belum ada tanda-tanda in partu

–        keadaan umum ibu cukup baik- (kadar hemoglobin dalam batas normal)

–        janin masih hidup

  1. Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis
  2. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin
  3. Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
  • MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
  • Nifedipin 3 x 20 mg/hari
  • Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
  1. Uji pematangan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis
  2. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat
  3. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam)
  4. Terapi aktif (tindakan segera)

Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa

  • Seksio sesarea

Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Tujuan seksio sesarea :

–        Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri

–        Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervaginam

Persiapan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan masuk-keluar.

  • Melahirkan pervaginam

Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

–        Amniotomi dan akselerasi

Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitosin

–        Versi Braxton Hicks

Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup

–        Traksi dengan Cunam Willet

Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif

KOMPLIKASI

  • Perdarahan massif, dapat menyebabkan shock bahkan kematian.
  • Lahir premature. Plasenta previa dapat menyebabkan lahir premature.
  • Plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta berimplantasi terlalu dalam dan kuat pada dinding uterin, yang menyebabkan sulitnya plasenta terlepas secara spontan saat melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan perlu operasi histerektomi. Keadaan ini jarang, tetapi sangat khas mempengaruhi wanita dengan plasenta previa atau wanita dengan sesar sebelumnya atau operasi uterus lainnya.7

PROGNOSIS

Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10 % dan mortalitas janin 50-80 %. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal menjadi 0,2 -5% terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25 %, terutama disebabkan oleh prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan.7

27 Comments »

  1. apa akibat dari emboli udara pada placenta praevia?

    Comment by edginz sclubrz — April 23, 2010 @ 10:21 am | Reply

    • sama dengan akibat yang bisa ditimbulkan emboli udara pada umumnya

      Comment by ningrum — April 24, 2010 @ 4:38 pm | Reply

  2. menurut Toha plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil,,,,,toha itu siapa ya?toha mengatakan begitu ada dalam buku apa atau dalam referensi apa?tolong mbak atau mas dijawab ini penting sekali untuk menyelesaikan skripsi saya

    Comment by rudi — July 27, 2010 @ 12:14 pm | Reply

    • saya sedang mencari daftar referensi saya.. kebetulan beberapa ada yang hilang akibat virus 😦

      Comment by ningrum — July 29, 2010 @ 10:08 am | Reply

      • tolong mbak bisa dicarikan & disebutkan referensinya apa saya mohon…..

        insya Allah… saya juga sedang sibuk-sibuknya.. sabar ya 🙂

        Comment by rudi — July 31, 2010 @ 5:06 am

  3. iya mbak makasih byk utk mluangkn wktuna

    Comment by rudi — August 2, 2010 @ 5:58 pm | Reply

    • sama-sama 😀

      Comment by ningrum — August 3, 2010 @ 8:40 pm | Reply

  4. mbak masih blum dpet toha itu dri referensi ap?

    Comment by rudi — August 10, 2010 @ 8:12 am | Reply

    • rudi maaf ya.. saat ini saya masih sibuk sekali.. belum sempat untuk mengecek referensinya di perpustakaan..

      Comment by ningrum — August 16, 2010 @ 11:13 am | Reply

  5. Saya hamil 16 minggu,dokternya bilang plasenta nya masih di bawah,apa mungkin seiring bertambahnya usia kehamilan plasenta bisa naek ke atas dan berada pada posisi semestinya??

    Comment by Radhi — November 16, 2010 @ 10:43 am | Reply

    • biasanya ketika plasenta sudah terbentuk sempurna dan juga berimplantasi dengan sempurna, tidak bisa berpindah kemana-mana.
      kasus yang ibu alami, saat ini dikategorikan plasenta letak rendah. karena saat ini tidak ada keluhan , maka dokter tidak melakukan tindakan apapun. keluhan seringnya muncul saat kehamilan memasuki usia 20 minggu, dimana segmen bawah rahim mulai terbentuk. jika terjadi perdarahan diatas usia kehamilan 20 minggu, maka segeralah ke dokter

      Comment by ningrum — November 22, 2010 @ 7:19 pm | Reply

  6. Blog ini sangat membantu saya untuk tugas kuliah,,, makasih yuachh,,,!!!

    Comment by icha machy — December 3, 2010 @ 12:53 pm | Reply

    • iya, sama2 🙂
      senang kalau blog ini bisa memberi manfaat untuk orang lain 😀

      Comment by ningrum — December 28, 2010 @ 6:42 am | Reply

  7. Daftar pustakanya mana?

    Comment by rahma — April 28, 2011 @ 10:26 pm | Reply

    • ada di saya

      Comment by ningrum — August 13, 2011 @ 4:14 pm | Reply

  8. saya divonis dokter ktanya mengalami plasenta previa lateralis (sebagian menutup jln lhir).ciri-ciri plasenta previa lateralis tu ap?sekarang usia kandungan saya 30 minggu.Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa.pendarahan atau flek tidak pernah.padahal kerjaan saya sgt sbuk.dgn jadwal kerja mlai jm8 smpai jm6 mlm.hamtiap hari mengendarai motor dengan jarak yang cukup jauh dan kondisi jalan yang jelek.mohon pendapatnya.

    Comment by anita — November 26, 2011 @ 1:37 pm | Reply

    • untuk lebih jelasnya membandingkan bentuk-bentuk placenta previa, silahkan ibu browsing di google images 😀
      jika memang kondisi ibu sebegitu baiknya, maka ibu tidak perlu terlalu khawatir. hanya saja, jika terjadi perdarahan, maka segeralah konsultasikan ke dokter kandungan 🙂

      Comment by ningrum — November 27, 2011 @ 7:06 pm | Reply

    • Apa km bs lhrn nrmal say

      Comment by nurhayati — November 4, 2015 @ 10:04 am | Reply

  9. bisa ga’ bahan materinya di beri darimana sumbernya????
    makasih ya…^_^

    Comment by VIVO FEBRIA — December 3, 2011 @ 7:22 pm | Reply

    • makasi 🙂

      Comment by ningrum — December 17, 2011 @ 10:56 am | Reply

  10. mba saya hamil 29 minggu,kata dokter plasenta saya dibawah sekitar 4 cm sehingga posisi bayi melintang kepala dibagian kiri atas.apakah msh ada kmungkinan lahir normal?

    Comment by tisa — December 15, 2011 @ 6:41 pm | Reply

    • jika nanti saat kehamilan memasuki minggu akhir plasenta semakin turun, maka mungkin mbak tisa akan melahirkan dengan cara operasi. namun ada baiknya mbak tisa berkonsultasi dengan dokter kandungan mbak tisa dan kontrol secara berkala 🙂

      Comment by ningrum — December 17, 2011 @ 10:52 am | Reply

  11. mbak,sy hmil 8bln.sy orgnya snang bgt mnm air ptih/banyak mnm.sehingga klo pipis kencing sy agak berbuih (berbusa).normalkah tu mbk?ap yg hrus sy lkukan?ap sy hrus mghentikan kbiasaan sy mnm air pth?mhon ptnjuknya.

    Comment by anita — December 18, 2011 @ 7:29 am | Reply

  12. aslm…..
    mba apa ada referensi plasenta previa thn 2010 dan 2011 ?…
    minta tolong ya mba untuk bahan perkuliaan

    Comment by maharani munthe — March 16, 2012 @ 5:36 pm | Reply

  13. sebaiknya diberi daftar pustaka mbak,,biar lebih valid lagi infonya….. 😉

    Comment by nilla — July 5, 2012 @ 11:33 am | Reply

  14. kata dokter pss kandungan saya placenta previa tp tdk di jelaskan jenisny emng pernah di rawat di rmh sakit 3hr dan pendarahanny berhenti tp flek masih ada,hal apa saja yg tdk boleh saya lakukan dan apa yg harus saya lakukan

    Comment by ririn — September 2, 2012 @ 12:24 am | Reply

  15. waduh, dapusnya ndak ada

    Comment by Ainul Fadlan — February 28, 2016 @ 12:14 am | Reply


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.